Inggris Dituding Bunuh Situs Pertemanan
LONDON - Kebebasan penikmat situs jejaring sosial semacam Facebook di Inggris bakal tereduksi. Itu terjadi setelah pemerintah setempat berencana memantau seluruh aktivitas dan mendapatkan data siapapun yang menggunakan jejaring pertemanan. Data mereka akan disimpan dalam database yang disebut ''Big Brother''.
Terdapat tiga situs yang berada pada daftar teratas. Yakni, MySpace, Bebo, dan Facebook. Pemantauan itu merupakan bagian dari rencana besar untuk merekam semua jejak komunikasi mereka yang tinggal di Negeri Monarki Konstitusional tersebut. Baik yang berupa telepon, e-mail, maupun kunjungan ke situs internet.
Alasan yang dikemukakan Kementrian Dalam Negeri Inggris, pemilik ide pemantauan itu, adalah demi keamanan nasional. Mereka mengkahawatirkan kalau booming jejaring sosial bakal dimanfaatkan kelompok teroris atau geng penjahat. Pemerintah bahkan sudah mengajukan proposal keamanan tersebut ke Uni Eropa sejak aksi pengeboman di London pada 7 Juli 2005. Namun, hingga sekarang Uni Eropa belum menanggapi.
"Banyak lubang keamanan yang kami temukan di berbagai situs pertemanan. Karena itu, kami berusaha agar lubang tersebut tak dimanfaatkan pihak-pihak tertentu," kata Menteri Dalam Negeri Inggris Vernon Coaker, seperti dilansir Daily Telegraph.
Saat ini, hampir separo populasi Inggris--sekitar 25 juta orang--terdaftar di berbagai jejaring sosial. Facebook, misalnya, memiliki 17 juta anggota asal Inggris. Sementara Bebo, situs yang hanya beranggotakan remaja dan dewasa, memiliki 10 juta pengguna. Jumlah yang sama juga didapati pada MySpace.
Tak pelak rencana pemerintah Inggris itu mendapat protes keras dari banyak pihak. Chris Kelly, kepala pengamanan data Facebook, mengatakan kalau pihaknya berencana untuk melobi Kementrian Dalam Negeri Inggris. "Sebab, rencana pemantauan itu seperti upaya pembunuhan kepada situs pertemanan," katanya. (war/ttg/jpnn.com)
Kamis, 26 Maret 2009
Bunuh Situs
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar