Jumat, 22 Agustus 2008

Pulau Sentosa




Ke Bawah Laut, Ada Bajak Laut!

DESTINASI yang satu ini juga menawarkan pengalaman berkesan. Kalau naik angkutan laut dari Batam, kita pasti melintasi pulau ini sebelum turun di Harbour Front, dan sudah terlihat maskotnya, patung Merlion, berkepala singa berbadan ikan.

  Kami masuk lewat jalan darat, melintasi jembatan. Hanya beberapa menit, sudah berada di resor pulau seluas hampir 400 hektare ini.

  Banyak wahana persiaran di sini, taman wisata, resor tropis, cagar alam, dan pusat budaya semua digabung menjadi satu. Namun hanya beberapa yang kami singgahi. Pertama adalah Underwater World, menikmati kehidupan satwa bawah laut langsung di habitatnya.

  Pengunjung hanya berdiri, lalu wahana yang dipijak akan bergerak menyusuri lorong-lorong akuarium raksasa. Ikan-ikan penghuni samudera melintas di depan, di samping dan di atas kepala, terlihat jelas karena kita berdiri di bawah sungkup kaca transparan.

  Ada juga yang dipromosikan namun tak sempat disinggahi yakni Dolphin Lagoon untuk menemui si lumba-lumba merah muda yang lucu dan berbagai satwa laut menarik lainnya. Atau, saksikan lebih dari 2,500 kupu-kupu dari 50 spesies lebih, serta serangga aneh lainnya seperti serangga berwajah manusia, serangga batang, lipan raksasa, kalajengking, dan kumbang badak di Butterfly Park dan Insect Kingdom.

  Sensasi paling heboh dipijat ratusan ekor ikan kecil, juga dirasakan di sini. Namanya fish reflexology. Pengunjung di sini juga antre, baik yang sawo matang maupun bule. Kaki dibasuh dulu, lalu dilap, sebelum duduk di bibir kolam memasukkan kaki sebatas betis ke dalam air. Sekejap saja, ikan-ikan kecil asal Turki dengan nama spesies Garra rufa itu datang menggelitik sekujur kaki, membuang segala kulit mati hingga kaki mulus kembali.

  ‘’Makin banyak ikannya, berarti kakinya makin bau tu,’’seloroh Pak Amin, pemandu kami.

  Beranjak sedikit dari Underwater World, kami dibawa ke teater empat dimensi, Sentosa 4D Magix. Jennifer Wong, Manager Sales & Marketing wahana ini, antusias menjelaskan keunggulan sinema empat dimensi pertama di rantau Asia Tenggara tersebut. Kebetulan siang itu yang disajikan adalah film bajak laut The Pirates.

  Dengan dilengkapi kaca mata khusus, penonton seakan berada di tengah-tengah lokasi yang ditonton. Ketika pelakon tercebur ke laut, muncratan air juga mengenai penonton. Atau saat diserang kawanan lebah, seakan lebahnya juga dekat dan sangat dekat dengan penonton, yang kadang-kadang ikut terhentak karena kursi juga bergerak seiring efek gerak-kejut di film. Adegan di laut pun memberi efek karena hembusan angin laut juga dirasakan penonton. Atau hunusan pedang sang bajak laut yang seakan dekat dengan leher kita. Seru lah pokoknya. Pantangannya, tak boleh diabadikan dengan kamera. Ya itu tadi, ntar kecipratan air.

  Antrean juga terjadi saat akan menaiki Tiger Sky Tower, yang akan membawa kita selama tujuh menit menikmati pemandangan kota Singapura dan kawasan sekitarnya, termasuk nun di sana, Pulau Batam. Wahana yang naik secara vertikal ini dapat menampung sampai 72 orang dalam kabin nyaman berpendingin. Di ketinggian 131 meter di atas permukaan laut inilah terlihat kesibukan membangun kawasan baru di Pulau Sentosa ini, yakni kawasan wisata terpadu, yang di sana juga terdapat kasino.

  Turun dari Sky Tower, sensasi lain sudah menunggu. Meluncur dengan kendaraan khas, luge namanya. Ada stang pengendali, untuk mengurangi kecepatan, rem, belok kiri-kanan, plus helm pengaman. Mereka mengklaim, inilah luge pertama di Asia Tenggara. Setengah go-cart, setengah toboggan, tapi memberi keseruan lengkap, luge adalah sebuah kendaraan berdasar gravitasi yang seru dan aman bagi semua usia. Dengan sistem mengemudi dan pengereman yang unik, memungkinkan Anda berjalan sesantai atau seheboh apapun sesuka Anda. 

  Di terminal sana, peserta ‘’racing’’ ini sudah ditunggu untuk diangkut dengan kereta kabel terbuka (sky-ride), melintasi puncak-puncak pohon, kembali ke garis start tadi. 

  Sebelum meninggalkan Pulau Sentosa, kami juga diajak memasuki lorong-lorong sejarah Singapura, di Image of Singapore. Di bangunan tiga bagian ini, kisah-kisah itu diceritakan ulang melalui patung-patung, diorama, animatronik serta efek-efek khusus, sejak zaman baheula hingga era terkini.

  Saat akan meninggalkan pulau penuh sensasi ini, kami melintasi patung Merlion yang berekspresi garang. Tak sempat naik, padahal di puncak ikon pariwisata setinggi 37 meter ini, tersaji pemandangan elok seantero Singapura dan kawasan sekitarnya.(amzar)

Selengkapnya..

Singapore Flyer



Terpesona di Angkasa


INILAH di antara wahana terbaru yang hadir untuk memanjakan pengunjung Singapura. Untuk menikmati panorama 360 derajat yang mempesona ke seantero Singapura dan sekitarnya. Bahkan, jika anda beruntung, sejumlah daratan negara tetangga juga bisa terlihat, seperti Thailand, Malaysia, India, dan tentu saja Indonesia.

  Dari kejauhan, wahana ini mirip kincir angin raksasa dengan bentangan diameter lingkarannya sepanjang 150 meter. Terletak di Marina Bay, wahana ini berada di samping Retail Terminal yang memiliki tiga tingkat, dengan berbagai pilihan toko dan gerai makanan. Terdapat sebuah atrium pusat yang mengarah ke sebuah hutan tropis yang rimbun, dan sebuah teater terbuka yang akan menjadi panggung pertunjukan. Selain aneka rupa pemandangan, suara dan kegiatan, akan tersedia pula sebuah serambi makan minum di tepi laut sepanjang 210 meter.

  Saat berada di puncaknya, di ketinggian 165 meter atau setara dengan tinggi bangunan 42 lantai, kita akan terkagum-kagum melihat pemandangan menakjubkan. Kita dapat menyaksikan pemandangan cakrawala Singapura yang mempesona: Marina Bay yang cantik, gedung-gedung pencakar langit, kerimbunan tropis, serta gemerlap cahaya dan aktivitas tanpa henti di depan kemegahan langit.

  Apalagi saat kami berada di dalam kapsul full-AC dan melindungi pengunjung dari efek sinar ultraviolet itu, hari baru saja beranjak petang, di mana kesibukan lalu lintas terlihat peningkatan frekuensinya. ‘’Umumnya, waktu begini saatnya jam pulang  kantor,’’ kata Hamim, pemandu kami. Kesibukan lalu lintas di jalan layang yang bersusun-susun di bawah sana, sibuknya pekerja di proyek pembangunan Marina Bay Integrated Resort, tekunnya pekerja menyempurnakan arena Formula One dan sebagainya, jelas terhampar di bawah sana.

  Hampir setengah jam, kita sudah sampai di bawah lagi. Sementara arus pengunjung  makin deras mengalir. Bus-bus wisata datang tiap sebentar menurunkan penumpang dengan pemandunya. Begitu terus, sampai pukul 10 malam. Tentunya sensasi berbeda menyaksikan gemerlapan Singapura di malam hari, yang senantiasa benderang, tak kenal pemadaman bergilir(amzar)

Selengkapnya..

Ke Singapura Lagi




  

 
 


Sungai pun Ikut Mendulang Dolar

  PERAHU pesiar belum merapat, tapi antrean calon penumpang sudah panjang. Sekelompok pengunjung yang nampak beda karena kulitnya lebih gelap dan beberapa di antaranya dengan rambut gimbal, mulai tak sabar.

  Seorang di antaranya berdebat dengan petugas pengatur turun-naik penumpang. Sepertinya, rombongan itu tak sabar karena mereka belum juga dapat giliran, padahal sudah berdiri lama di dermaga di kawasan Clarke Quay, dekat Novotel itu.

  Ya, berpesiar di Singapore River pada malam hari, sudah menjadi salah satu pilihan bagi pengunjung Singapura. Bisa-bisanya mereka membikin sungai yang tidak terlalu besar itu, menjadi kawasan meraup dolar pengunjung.

  Dari atas perahu kayu yang suara mesinnya tak kedengaran itu, pengunjung dibawa menyusuri kawasan mulai dari Clarke Quay, Central Shopping Centre, hingga menikmati eloknya pemandangan bangunan megah yang gemerlap seperti gedung Esplanade, Taman Merlion dengan latar belakang bangunan klasik Hullerton Hotel, indahnya lingkaran Singapore Flyer, dan sebagainya. Udara bersih tanpa polusi membuat penjelajahan menjadi lebih membekas.

  Kawasan di sekitar sungai itu pun sama menjadi objek wisata. Berbelanja, bersantap, dan menikmati hiburan di tepi sungai! Terdiri dari lima blok gudang yang direnovasi, Clarke Quay yang kami kunjungi menawarkan alternatif unik dibandingkan dengan tempat atraksi yang umum, dengan toko-toko antik dan toko barang bekas, pasar loak hari Minggu, dan berbagai restoran dengan pilihan hidangan yang mencengangkan. Saat senja menyapa, klub-klub dansa dan pub menjadi hidup dengan alunan lagu tempo dulu sampai sekarang. 

  Katalog yang ada menyebutkan, Clarke Quay adalah wilayah festival tepi sungai 
satu-satunya di Singapura yang menggabungkan makanan, perbelanjaan dan hiburan. 
Di atas area seluas 23.000 meter persegi ini, terdapat lima blok perumahan dan  
pertokoan, yang dikembalikan ke gaya asli mereka di abad ke-19. Daerah ini 
mempunyai berbagai restoran khusus, pub dengan tema-tema tertentu seperti gaya 
western ala cowboy, atau seperti rumah sakit dengan lengkap dengan selang infus dan kursi rodanya di tempat bersantap serta tak ketinggalan wine bar. Di seberang sungai terdapat sejumlah pengalaman bersantap yang menarik, tepatnya di Riverside Point.

  Dari penyusuran lewat sungai juga terlihat sebuah wahana permainan untuk benar-benar menguji adrenalin yang sangat ekstrem. Di Pekanbaru, ini pernah ada ketika digelar acara A Mild Soundrenalin bulan lalu. 

  Di tepian sungai Singapura ini, nama wahana itu G-Max Reverse Bungy. Dirancang dan dikembangkan di New Zealand delapan tahun yang lalu, G-Max adalah kendaraan ekstrem pertama di Singapura. 

  Di sini, tiga orang duduk di sebuah kapsul terbuka berangka baja yang dirancang khusus, terikat dengan kawat bungy (katanya, telah teruji di AS) ke dua buah menara. Kabel ini lalu ditegangkan, dan kemudian dilepas, meluncurkan kapsul 60 meter ke udara dengan kecepatan 200 kilometer perjam. Sebuah tantangan untuk mereka yang benar-benar bernyali kuat tentunya. Tak lama, cuma lima menit dilambung-lambung, Mau?(amzar)

Selengkapnya..

Singapura Lagi, Terpesona Lagi





BERTEPATAN dibukanya rute langsung penerbangan AirAsia Pekanbaru-Singapura 14 Agustus lalu, sejumlah wartawan termasuk PEKANBARU POS ikut menikmati penerbangan perdananya. Tak cuma itu, beragam sensasi juga menghiasi hari-hari berikutnya saat melawat sejumlah destinasi wisata di sana. Kali ini, AirAsia menggandeng Singapore Tourism Board (STB).

  Ke Singapura lagi, jujur saja, saya terpesona lagi. Banyak hal yang membekas di hati, berkesan sampai kini sejak dulu disinggahi. Pastinya, banyak hal baru, perkembangan terkini yang terus saja dibenah-dilengkapi, sehingga bagi yang berkunjung untuk kali yang ke sekian, tetap saja hatinya tertawan. Menjadikannya cermin bandingan, banyak yang bisa dipetik, dijadikan pelajaran. Untuk itulah kesan-kesan berikut diturunkan.(amzar)
  



Resor Terpadu Marina Bay
Tak Hanya Mimpi, Bahkan Sudah Menjualnya

SAAT berada nun di ketinggian, di dalam kapsul Singapore Flyer, melihat hamparan elok kawasan Marina Bay, saya teringat saat akhir 2005 lalu ketika diundang resmi oleh pemerintah Singapura bersama sejumlah jurnalis dari Jakarta.

  Ketika itu, kami bertemu dan mendapat penjelasan dari pejabat URA tentang rencana pengembangan kawasan Marina Bay ini. Juga ketika bertandang ke The URA Centre, di 45 Maxwell Road. Di markas Urban Redevelopment Authority ini, tidak hanya bertemu dengan profesional muda semisal David Tay, yang lugas dan pantas menjelaskan tentang bagaimana konsep pengembangan kawasan Marina Bay untuk lebih sophisticated lagi lima tahun ke depan. Lebih dari itu, penjelasan dengan kombinasi penguasaan teknologi terkini juga menyiratkan betapa mereka dalam beberapa hal lebih di depan dibanding rekan serumpunnya di kawasan ini.

  Mereka berusaha dengan cara yang praktis untuk menjelaskan bagaimana konsep ''Singapore as a Global City.'' Maka selain melengkapi penjelasan dengan slide, kami dibawa ke sebuah ruangan khusus yang didisain sedemikian rupa sehingga dari lantai dua dapat melihat bagaimana maket besar pengembangan sejumlah kawasan di Singapura.

  Jelas dari maket raksasa itu tergambar bagaimana konsep pengembangan kawasan Marina Bay misalnya, yang akan dilengkapi satu lagi jembatan, teater terapung di Singapore River, dan sejumlah fasilitas hiburan terpadu lainnya, melengkapi kawasan yang indah dengan gedung Esplanade serta Taman Merlion sebagai maskotnya ini.

  URA sendiri adalah sebuah lembaga yang secara khusus melakukan kajian pengembangan daratan negeri pulau ini secara fisik, untuk bagaimana Singapura lebih punya daya saing, dan terus diperbarui, sebagai kota kosmopolitan yang disegani. 

  Memang banyak hal yang dijelaskan, tapi satu yang masih sangat diingat yakni akan adanya kawasan Resor Terpadu (Integrated Resort), yang di tempat kita ketika itu justru keburu layu di saat baru akan direncanakan. Ya, karena ada bau judinya itu.

  Di Singapura sendiri, sudah lama dirancang berdirinya kawasan terpadu tersebut, termasuk di dalamnya fasilitas kasino. Di kawasan pengembangan Marina Bay ini lah salah satu tempatnya, selain di Pulau Sentosa. Kendati saat ini saja sudah menarik jutaan wisatawan datangberkunjung, boleh jadi ketika semua ini wujud kelak, Singapura akan makin banjir wisatawan.

  Kasino hanya salah satu yang barangkali dalam anggapan banyak kalangan kita lebih banyak mudharatnya. Karenanya, itu mungkin hanya ada dalam bentuk impian. Tapi di Marina Bay Integrated Resort, jelas andalannya tidak hanya kasino doang. Dan yang pasti, itu bukan mimpi, karena geliat pembangunannya sudah terlihat dan malah sudah jauh hari ‘’dijual’’ ke mancanegara.

  Di kawasan seluas 360 hentare, kawasan terpadu di Marina Bay ini dibangun secara berkesinambungan yang memungkinkan makin luas lagi wilayah down-town Singapura untuk terus mendukung negara-kota ini sebagai kawasan utama dengan pertumbuhan bisnis dan keuangan terkemuka di Asia.

  Dikelilingi kawasan hijau dan perairan Sungai Singapura yang mempesona, kawasan terpadu Marina Bay akan lebih banyak lagi menawarkan kesempatan, menarik investasi baru, pengunjung, dan menjadi tambahan baru sebagai lokasi yang pantas untuk masyarakat tempatan sekalipun.

  ‘’Marina Bay memang dirancang sedemikian rupa yang dalam bahasa lebih simpel disebut sebagai Tempat Peranginan Terpadu pilihan,’’kata Pak Amin, pemandu kami yang bernama lengkap Mohamed Hamim.

  Pak Amin tak berlebihan karena memang di sana kelak terdapat hotel kelas dunia, ruang konvensi yang mewah, arena hiburan dan fasilitas pertunjukan serta kasino, yang dalam promosinya disebut sangat bergaya Las Vegas, plus pusat perbelanjaan untuk merek-merek ternama.

  Kawasan terpadu Marina Bay akan menjadi tempat bagi orang dari semua kalangan untuk menjelajahinya, bertukar gagasan dan berbagi ide, atau malah bertransaksi bisnis. Apartemen yang bakal dibangun posisinya sedemikian rupa di antara lebatnya tumbuh-tumbuhan hijau dekat Singapore Waterfront, yang di puncaknya bakal dilengkapi taman. Sebuah daratan baru di atas awan! 

  Masyarakat dan pengunjung lokal sama-sama bisa menikmati taman, tempat berjalan di tepi perairan dan menjadi saksi banyaknya peristiwa dan perayaan yang diadakan di kawasan Marina Bay yang selama ini lebih dikenal dengan ikonnya Taman Merlion serta gedung Esplanade yang mirip kulit durian itu. 

  Apalagi di dekatnya kini juga sudah berdiri kokoh salah satu destinasi menakjubkan yakni Singapore Flyer, juga ada pentas terapung yang kerap menjadi pusat perayaan pesta kemerdekaan Singapura, dan paddock yang disiapkan untuk gelaran Formula One, akhir September mendatang. Itulah gaya Singapura mewujudkan, sekaligus menjual impiannya(amzar)

Selengkapnya..