Jumat, 22 Agustus 2008

Ke Singapura Lagi




  

 
 


Sungai pun Ikut Mendulang Dolar

  PERAHU pesiar belum merapat, tapi antrean calon penumpang sudah panjang. Sekelompok pengunjung yang nampak beda karena kulitnya lebih gelap dan beberapa di antaranya dengan rambut gimbal, mulai tak sabar.

  Seorang di antaranya berdebat dengan petugas pengatur turun-naik penumpang. Sepertinya, rombongan itu tak sabar karena mereka belum juga dapat giliran, padahal sudah berdiri lama di dermaga di kawasan Clarke Quay, dekat Novotel itu.

  Ya, berpesiar di Singapore River pada malam hari, sudah menjadi salah satu pilihan bagi pengunjung Singapura. Bisa-bisanya mereka membikin sungai yang tidak terlalu besar itu, menjadi kawasan meraup dolar pengunjung.

  Dari atas perahu kayu yang suara mesinnya tak kedengaran itu, pengunjung dibawa menyusuri kawasan mulai dari Clarke Quay, Central Shopping Centre, hingga menikmati eloknya pemandangan bangunan megah yang gemerlap seperti gedung Esplanade, Taman Merlion dengan latar belakang bangunan klasik Hullerton Hotel, indahnya lingkaran Singapore Flyer, dan sebagainya. Udara bersih tanpa polusi membuat penjelajahan menjadi lebih membekas.

  Kawasan di sekitar sungai itu pun sama menjadi objek wisata. Berbelanja, bersantap, dan menikmati hiburan di tepi sungai! Terdiri dari lima blok gudang yang direnovasi, Clarke Quay yang kami kunjungi menawarkan alternatif unik dibandingkan dengan tempat atraksi yang umum, dengan toko-toko antik dan toko barang bekas, pasar loak hari Minggu, dan berbagai restoran dengan pilihan hidangan yang mencengangkan. Saat senja menyapa, klub-klub dansa dan pub menjadi hidup dengan alunan lagu tempo dulu sampai sekarang. 

  Katalog yang ada menyebutkan, Clarke Quay adalah wilayah festival tepi sungai 
satu-satunya di Singapura yang menggabungkan makanan, perbelanjaan dan hiburan. 
Di atas area seluas 23.000 meter persegi ini, terdapat lima blok perumahan dan  
pertokoan, yang dikembalikan ke gaya asli mereka di abad ke-19. Daerah ini 
mempunyai berbagai restoran khusus, pub dengan tema-tema tertentu seperti gaya 
western ala cowboy, atau seperti rumah sakit dengan lengkap dengan selang infus dan kursi rodanya di tempat bersantap serta tak ketinggalan wine bar. Di seberang sungai terdapat sejumlah pengalaman bersantap yang menarik, tepatnya di Riverside Point.

  Dari penyusuran lewat sungai juga terlihat sebuah wahana permainan untuk benar-benar menguji adrenalin yang sangat ekstrem. Di Pekanbaru, ini pernah ada ketika digelar acara A Mild Soundrenalin bulan lalu. 

  Di tepian sungai Singapura ini, nama wahana itu G-Max Reverse Bungy. Dirancang dan dikembangkan di New Zealand delapan tahun yang lalu, G-Max adalah kendaraan ekstrem pertama di Singapura. 

  Di sini, tiga orang duduk di sebuah kapsul terbuka berangka baja yang dirancang khusus, terikat dengan kawat bungy (katanya, telah teruji di AS) ke dua buah menara. Kabel ini lalu ditegangkan, dan kemudian dilepas, meluncurkan kapsul 60 meter ke udara dengan kecepatan 200 kilometer perjam. Sebuah tantangan untuk mereka yang benar-benar bernyali kuat tentunya. Tak lama, cuma lima menit dilambung-lambung, Mau?(amzar)

Tidak ada komentar: